seperti kerumunan burung burung yang terbang dengan bebasnya, tanpa beban, tanpa ada yang mengganggu. ingin sekali hidupku seperti kerumunan burung-burung itu, tetapi kenyataannya aku dan burung-burung itu berbeda secara biologis dan spesies tentunya.
Kehidupan... berbicara mengenai kehidupan memang tidak ada habisnya. dari berbagai peistiwa lucu, senang, gembira hingga peristiwa sedih, membosankan, tegang, kecewa, dll selalu hinggap disetiap detik, jam, hari, bulan bahkan tahun. yap.. aku adalah aku, burung adalah burung. disini aku hidup dengan aturan. dimana aturan itu bisa berasal darimana saja. Dari Allah SWT, dari Sunnah Nabi Muhammad SAW, dari orang tua, dll. Mungkin orang-orang kebanyakan menambahkan "dll" tersebut dengan seorang "pacar". tetapi tidak denganku. dulu, aku memang pernah memposisikan seorang pacar sebagai "segalanya" di hidupku. tetapi sekarang aku sadar,bahwa seorang pacar belum tentu bisa menjamin bahwa hubungan tersebut bisa membawa ke jenjang yang lebih tinggi, ke jenjang yang diridhoi oleh-Nya.
dari lensa mataku, banyak sekali ku temui orang-orang yang sudah menjalin hubungan sebelum pernikahan selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun tetapi tidak sampai ke jenjang yang di halalkan oleh Allah SWT. dan yang paling mengherankan, dua insan yang berpacaran (yang semestinya belum terikat oleh hubungan yang sah) mempunyai aturan-aturan tertentu yang tidak dapat dipungkiri bahwa aturan-aturan tersebut bisa membuat kita lupa dengan Sang Maha Kuasa dan Rasul-Nya seperti halnya : janjian ingin bertemu, kalau salah satu tidak bisa pasti ada yang marah bahkan ketika ia marah, pasangannya itu sampai mohon-mohon dan nangis-nangis agar diterima permintaan maafnya, sedangkan ia tidak sadar akan dosa-dosanya terhadap Allah SWT yang dengan itu ia tidak pernah memohon-mohon agar kesalahan dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT . sekarang aku sadar semua itu adalah hal yang bodoh. sangat bodoh. kenapa? karna.. pertama, kita telah melanggar perintah Allah SWT dengan menjalin hubungan yang belum dihalalkan secara hukum dan syari'at. kedua, kita terlalu terbuai oleh cinta manusia yang pada hakikatnya itu hanya sementara saja sampai-sampai kta melupakan perintah Sang Khalik. yang ketiga, kita rela memberikan apapun demi seseorang yang kita sayang, sampai-sampai sayangnya itu melebihi sayangnya kepada Allah SWT. Na'udzubillahimindzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar